Thursday, April 11, 2013

Fotosintesis Sebagai Penghasil Oksigen

Kalian semua tentu tahu bahwa oksigen sangat dibutuhkan oleh semua organisme kan? Baik itu manusia, hewan, mikroba, ataupun tumbuhan hijau itu sendiri. Oksigen dibutuhkan oleh organisme untuk proses respirasi (pernapasan). Dalam proses respirasi, oksigen dibutuhkan untuk oksidasi (pembakaran zat makanan.

Nah, karena tumbuhan bisa berfotosintesis, maka tumbuhan bisa menghasilkan oksigen. Oksigen dikeluarkan melalui stomata ke udara bebas dan sebagian digunakan oleh tumbuhan sendiri untuk respirasi sel-sel daun. Seperti halnya di darat, kehidupan di dalam air pun sangat dipengaruhi oleh proses fotosintesis. Fotosintesis di dalam ekosistem perairan seperti di danau, kolam, sungai, dan di laut teutama dilakukan oleh fitoplankton dan berbagai jenis ganggang.


Nah, sekarang kita semua sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi apabila di bumi ini tidak terdapat tumbuhan hijau bukan? Jadi alangkah baiknya jika kita semua ikut melestarikan bumi kita ini, ikutlah merawat tumbuhan-tumbuhan di sekitar kalian.

Fotosintesis Sebagai Sumber Energi

Hasil fotosintesis yang berupa glukosa atau karbohidrat merupakan sumber energi bagi manusia dan hewan. Melalui proses kimia karbohidrat dapat dibentuk menjadi lemak, protein, dan bermacam-macam zat organik. Tumbuhan hijau memiliki kemampuan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk makanan melalui fotosintesis.


Melalui rantai makanan, energi tumbuhan hijau dalam bentuk makanan dipindahkan ke berbagai jenis hewan dan manusia. Dalam suatu ekosistem, setiap kelompok atau populasi makhluk hidup menempati tingkat tertentu dari sumber makanan atau sumber energi. Tingkatan-tingkatan itu disebut tingkat trofik. Tumbuhan hijau sebagai produsen selalu menempati tingkat trofik pertama. Konsumen tingkat 1 (komsumen primer) misalnya kelinci, menempati tingkat trofik kedua. Konsumen tingkat 2 (konsumen sekunder) misalnya serigala, menempati tingkat trofik ketiga dan seterusnya. Semakin rendah tingkat trofiknya, semakin besar kandungan energi atau biomassanya.

Sebagai contoh, rumput sewaktu tumbuh menimbun energi dalam tubuhnya. Rumput lalu dimakan oleh kelinci, dan kelinci dimakan oleh serigala. Jadi, energi berpindah dari rumput ke kelinci lalu ke serigala. Perlu diketahui juga bahwa energi yang dimiliki rumput tidak semuanya dipindahkan ke kelinci karena rumput sendiri memerlukan energi untuk tumbuh dan menjalankan kegiatan hidupnya. Jadi, sebelum sampai ke kelinci, sebagian energi yang diserap rumput dari cahaya matahari telah digunakan untuk aktivitas hidupnya. Perpindahan energi dalam rantai makanan ini disebut arus energi

Proses Fotosintesis



Fotosintesis terjadi pada tumbuhan yang berwarna hijau. Bahan-bahan yang dapat menyerap cahaya tampak disebut pigmen. Warna hijau pada bagian tumbuhan disebabkan oleh pigmen hijau (pigmen yang memantulkan atau meneruskan cahaya hijau) yang terkandung di dalam kloroplas, yaitu klorofil.

Pada setiap millimeter persegi permukaan daun terdapat sekitar ½ juta kloroplas. Oleh karena itu, daun merupakan bagian yang dominan berwarna hijau dan merupakan tempat utama untuk fotosintesis pada sebagian besar tumbuhan. Selain itu, fotosintesis juga dapat terjadi pada bagian batang yang hijau dan buah yang belum masak.

Kloroplas terdapat pada bagian dalam daun yang tersusun oleh sel-sel hidup dan dapat melakukan proses-proses fisiologi, disebut mesofil. Di dalam kloroplas terdapat cairan atau fluida kental disebut stroma dan membran-membran halus berbentuk pipih seperti koin, sebagai tempat klorofil, disebut membran tilakoid. Di dalam membran tersebut terdapat ruangan yang disebut ruang tilakoid (lumen). Tumpukan dari beberapa membran tilakoid membentuk struktur yang disebut grana (tunggal = granum). Kloroplas diselubungi oleh 2 membran, yaitu membran dalam dan membran luar. Pada fotosintesis, masuknya karbondioksida ke daun dan keluarnya oksigen yang dihasilkan, melewati struktur yang disebut stomata (tunggal = stoma, dalam bahasa Yunani berarti mulut). Sebagaimana rangkaian reaksi kimia pada respirasi, rangkaian reaksi kimia pada fotosintesis merupakan reaksi penyederhanaan dari 2 tahapan reaksi dalam fotosintesis. Kedua reaksi tersebut adalah reaksi terang (disebut bagian foto) dan reaksi gelap atau siklus Calvin (disebut bagian sintesis).
Kloroplas

Sebagaimana rangkaian reaksi kimia pada respirasi, rangkaian reaksi kimia pada fotosintesis merupakan reaksi penyederhanaan dari 2 tahapan reaksi dalam fotosintesis. Kedua reaksi tersebut adalah reaksi terang (disebut bagian foto) dan reaksi gelap atau siklus Calvin (disebut bagian sintesis).

a. Reaksi Terang

Pada reaksi terang, energi yang berasal dari matahari ( energi cahaya) akan diserap oleh klorofil dan diubah menjadi energi kimia (untuk mensintesis NADPH dan ATP) di dalam kloroplas. Reaksi terang terjadi di dalam grana. Salah satu pigmen yang berperan secara langsung dalam reaksi terang adalah klorofil a. Di dalam membran tilakoid, klorofil bersama-sama dengan protein dan molekul organik berukuran kecil lainnya membentuk susunan yang disebut fotosistem. Beberapa ratus klorofil a, klorofil b, dan karotenoid membentuk suatu kumpulan sebagai “pengumpul cahaya” yang disebut kompleks antena. Sebelum sampai ke pusat reaksi, energi dari partikel-partikel cahaya (foton) akan dipindahkan dari satu molekul pigmen ke molekul pigmen yang lain. Pusat reaksi merupakan molekul klorofil pada fotosistem, yang berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi kimiawi (reaksi cahaya) fotosintesis pertama kalinya.

Di dalam membran tilakoid terdapat 2 macam fotosistem berdasarkan urutan penemuannya, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Setiap fotosistem tersebut mempunyai klorofil pusat reaksi yang berbeda, tergantung dari kemampuan menyerap panjang gelombang cahaya. Klorofil pusat reaksi pada fotosistem I disebut P700, karena mampu menyerap panjang gelombang cahaya 700 nm (spektrumnya sangat merah), sedangkan pada fotosistem II disebut P680 (spektrum merah).

Di dalam fotosistem terdapat ratusan antena atau klorofil. Oleh karena itu, aliran elektron pada reaksi terang akan mengikuti suatu rute tertentu. Selanjutnya, bagaimanakah proses aliran elektron pada reaksi terang? Ada 2 kemungkinan aliran elektron pada reaksi terang. Nah, untuk menjawab hal tersebut simaklah uraian berikut.

1) Aliran Elektron Non-siklik

Langkah awal dari reaksi terang adalah transfer elektron tereksitasi dari klorofil pusat reaksi menuju molekul khusus yang disebut akseptor elektron primer. Air (H2O) diuraikan menjadi 2 ion hidrogen dan 1 atom oksigen kemudian melepaskan O2  Elektron yang berasal dari air (H2O) menggantikan elektron yang hilang pada P680. Sebagaimana sistem transportasi elektron pada respirasi aerobik, transport elektron pada reaksi terang ini melalui rantai transport elektron menuju fotosistem I (P700). Secara berturut-turut, rantai elektron tersebut yiatu: plastokuinon (Pq), merupakan pembawa elektron; kompleks sitokrom; dan plastosianin (Pc), merupakan protein yang mengan dung tembaga. Adanya aliran elektron ini akan menghasilkan energi- energi yang kemudian tersimpan sebagai ATP. Pembentukan ATP yang menggunakan energi cahaya melalui aliran elektron non siklis pada reaksi terang ini disebut fotofosforilasi non siklis.

Setelah elektron mencapai fotosistem I (P700), elektron ditangkap oleh akseptor primer fotosistem I. Elektron melalui rantai transport elektron ke-dua, yaitu melalui protein yang mengandung besi atau feredoksin (Fd). Selanjutnya, enzim NADP+ reduktase mentransfer elektron ke NADP+ sehingga membentuk NADPH yang menyimpan elektron berenergi tinggi dan berfungsi dalam sintesis gula dalam siklus berikutnya yaitu siklus Calvin. Dengan demikian, reaksi terang menghasilkan ATP dan NADPH.

 Aliran elektron nonsiklik reaksi terang
2) Aliran elektron siklik

Pada aliran elektron siklis ini, elektron dari akseptor primer fotosistem I dikembalikan ke fotosistem I (P700) melalui feredoksin, kompleks sitokrom, dan plastosianin. Oleh karena itu, pada aliran siklis ini menyebabkan produksi ATP bertambah tetapi tidak terbentuk NADPH serta tidak terjadi pelepasan molekul O2. Proses pembentukan ATP melalui aliran siklis ini disebut fotofosforilasi siklis. Perhatikan Gambar 4.

Aliran elektron siklik reaksi terang

b. Reaksi Gelap (Siklus Calvin)

Bahan-bahan yang dihasilkan dari reaksi terang akan digunakan dalam siklus Calvin. ATP digunakan sebagai sumber energi dan NADPH sebagai tenaga pereduksi untuk penambahan elektron berenergi tinggi. Siklus Calvin terjadi pada bagian kloroplas yaitu stroma. Pada reaksi gelap ini, bahan untuk fotosintesis (CO2) nantinya akan dibentuk menjadi molekul gula setelah melalui 3 tahapan, antara lain:

1) Fiksasi Karbon

Pada tahap ini, gula berkarbon 5 yang disebut ribulosa 1,5 bisfosfat (RuBP) mengikat CO2 membentuk senyawa interme diate yang tidak stabil, sehingga terbentuk 3-fosfogliserat. Pembentukan tersebut dikatalisis oleh enzim RuBP karboksilase atau rubisko. Sebagian besar tumbuhan dapat melakukan fi ksasi karbon dan menghasilkan senyawa (produk) pertama berkarbon 3, yaitu 3-fos fo gliserat. Oleh karena itu, tumbuhan yang dapat memfi ksasi CO2 ini disebut tumbuhan C3. Contohnya adalah tanaman padi, gandum, dan kedelai. Pada beberapa tumbuhan, fiksasi karbon mendahului siklus Calvin dengan cara membentuk senyawa berkarbon 4 se ba gai produk pertamanya. Tumbuhan seperti ini disebut tumbuhan C4. Contohnya adalah tebu, jagung, dan anggota rumput-rumputan.

Tidak seperti pada tumbuhan C3 dan C4, tumbuhan kaktus dan nanas membuka stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari. Pada saat stomata terbuka, tumbuhan mengikatkan CO2 pada berbagai asam organik. Cara fiksasi karbon ini pertama kali dtiemukan pada tumbuhan famili Crassulaceae (tumbuhan penyimpan air) dan disebut metabolisme asam krasulase (Crassulacean Acid Metabolism) sehingga tumbuh annya disebut tumbuhan CAM. Asam organik (senyawa intermediate) yang dibuat pada malam hari disimpan dalam vakuola sel mesofi l sampai pagi hari. Pada siang hari (stomata tertutup), reaksi terang dapat memasok ATP dan NADPH untuk siklus Calvin. Pada saat itu, asam organik melepaskan CO2 dan memasuki molekul gula (RuBP) dalam kloroplas. Dengan demikian, baik tumbuhan C3, C4, maupun CAM akan menggunakan siklus Calvin setelah fiksasi CO2, untuk membentuk molekul gula dari karbondioksida.
Masuknya produk reaksi terang ke siklus Calvin

2) Reduksi

Setiap molekul 3-PGA menerima gugus fosfat dari ATP sehingga terbentuk 1,3 bisfosfogliserat. Elektron dari NADPH mereduksi 1,3 bisfosfogliserat dan terbentuk 6 molekul gliseraldehid 3-fosfat (G3P), yang dikatalisis oleh G3P dehidrogenase. Satu molekul G3P akan keluar sebagai molekul gula atau glukosa dan senyawa organik lain yang diperlukan tumbuhan, sedangkan 5 molekul G3P yang lain akan masuk ke tahapan regenerasi.

3) Pembentukan kembali (regenerasi) RuBP

Pada tahapan terakhir siklus Calvin ini, RuBP sebagai pengikat CO2 dibentuk kembali oleh 5 molekul G3P. RuBP siap untuk mengikat CO2 kembali dan siklus Calvin dapat berlanjut kembali. Dengan demikian, molekul gula tidak akan terbentuk hanya dengan reaksi terang atau siklus Calvin saja. Oleh karena itu, kedua
proses tersebut merupakan gabungan proses untuk terjadinya fotosintesis. Pada materi sebelumnya, kalian telah mempelajari bahwa fotosintesis menghasilkan molekul gula. Gula yang dibuat dalam kloroplas tersebut akan digunakan untuk proses respirasi tumbuhan atau menyusun senyawa organik lainnya dalam sel tumbuhan. Gula tersebut akan diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan, dalam bentuk gula sederhana seperti glukosa. Molekul-molekul gula berlebih yang terbentuk selama fotosintesis dan tidak diedarkan, akan menumpuk atau disimpan di dalam plastida sebagai sumber cadangan energi dalam bentuk amilum atau pati (polisakarida).
Tahapan siklus Calvin


Sebagaimana telah kalian ketahui bahwa proses fotosintesis memerlukan cahaya dan CO2  Oleh karena itu, faktor lingkungan seperti cahaya dan pasokan CO2 di dalam sel dapat memengaruhi kecepatan fotosintesis. Faktor-faktor tersebut dapat saling berinteraksi dalam memengaruhi fotosintesis. Jika intensitas cahaya rendah maka kecepatan fotosintesis akan rendah pula. Pada keadaan ini, cahaya dikatakan sebagai faktor pembatas. Salah satu cara untuk menentukan kecepatan fotosintesis adalah dengan mengamati pembentukan oksigen. Pada saat intensitas cahaya mencapai titik tertentu (jenuh cahaya pada kondisi percoban) maka tidak akan memengaruhi produksi oksigen. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan CO2 menjadi faktor pembatas. Nah, jika konsentrasi CO2 tersebut ditingkatkan maka kecepatan fotosintesis akan meningkat dengan meningkatnya intensitas cahaya. Selain cahaya dan CO2  suhu juga dapat memengaruhi kecepat an fotosintesis jika cahaya bukan sebagai faktor pembatas.




Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Fotosintesis


Tumbuhan hijau ataupun alga hijau dapat melakukan proses fotosintesis dengan bantuan dari sinar matahari. Proses fotosintesis ini akan menghasilkan zat-zat makanan yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya tumbuhan. Jika telah mencukupi, maka bahan makanan tersebut akan disimpan sebagai cadangan makanan yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai sumber makanan bagi makhluk hidup lain, seperti hewan ataupun tumbuhan. Hasil lain dari proses fotosintesis ini berupa oksigen (O₂) yang diperlukan untuk pernapasan semua makhluk hidup yang ada di muka bumi.



Proses fotosintesis dapat dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya:

1. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk mengubah air (H₂O) dan karbon dioksida (CO₂) menjadi Glukosa. Sedangkan untuk proses penyerapan cahaya matahari oleh tumbuhan, tergantung dari intensitas cahaya matahari, lamanya penyinaran, serta panjang gelombang cahaya mahatari yang sampai ke tumbuhan.
2. Air (H₂O)
Air memiliki peranan yang sangat penting dalam proses fotosintesis, ini dikarenakan air merupakan salah satu bahan baku untuk fotosintesis. Keberadaan air juga berpengaruh pada kinerja Stomata. Bila tanaman kekurangan air, stomata akan menutup sehingga CO₂ tidak dapat masuk. Bila H₂O dan CO₂ tidak ada, maka proses fotosintesis tidak dapat dilakukan.
3. Suhu
Suhu sangat berpengaruh terhadap kerja enzim-enzim pada tumbuhan yang sedang melakukan proses fotosintesis. Setiap suhu yang naik 10° C, maka kerja enzim akan meningkat hingga 2 kali lipat. Waktu yang baik untuk melakukan fotosintesis pada tumbuhan adalah siang hari karena pada saat itu suhu cukup tinggi sehingga kerja enzim dapat maksimal.
4. Usia Daun
Bila usia daun semakin tua, pastinya aktivitas fotosintesis akan makin semakin lambat. Daun yang berusia tua dapat ditandai dengan warna daun yang mulai menguning, sehingga pada kondisi tersebut jumlah klorofil semakin sedikit. Kondisi seperti ini tentu lah akan menurunkan fungsi kloroplas, sehingga proses fotosintesis pun menjadi melambat.

5. Ketersediaan karbon dioksida (CO2)
Karbon dioksida merupakan substrat yang dibutuhkan untuk melakukan proses fotosintesis. CO2 diperoleh dari atmosfer, dimana semakin tinggi konsentrasi CO­2 di udara maka semakin banyak bahan yang digunakan dalam fotosintesis. CO2 ini akan digunakan pada siklus calvin (reaksi gelap) untuk menghasilkan heksosa. Pada siklus-calvin CO2  akan difiksasi oleh ribulose 1,5-bisphosphate untuk membentuk 3-phosphoglycerate. Selanjutnya 3-phosphoglycerate akan direduksi untuk membentuk gula heksosa.

6. Pigmen penyerap cahaya (Klorofil).
Klorofil merupakan pigmen utama penyerap cahaya dalam proses fotosintesis.  Struktur klorofil mirip dengan struktur hemoglobin yang memiliki cicncin porfirin, akan tetapi inti pada klorofil adalah Mg2+ sedangkan pada hemoglobin adalah Fe. Ketika cahaya diserap oleh klorofil, maka energy dari cahaya akan merangsang elektron untuk bergerak dari level energi yang rendah ke level energi tinggi.



Penemuan Fotosintesis oleh Para Ahli Sains


Dahulu, orang-orang menganggap bahwa akar 'memakan' tanah, seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles. Tumbuhan hijau memperoleh makanannya dari tanah karena tanah dapat merombak sisa-sisa organisme yang telah mati -> menjadi bahan yang dapat diserap oleh akar tumbuhan hijau.

Konsep fotosintesis pertama kali ditemukan pada abad ke-17 oleh seorang ahli sains bernama Van Helmont.



 Jan Baptist van Helmont adalah seorang dokter dan ahli kimia yang menyatakan bahwa pertumbuhan pada tumbuhan disebabkan oleh adanya air, bukan tanah. 



Pada tahun 1772, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta, melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa tumbuhan mengubah udara yang dikeluarkan hewan menjadi udara segar. Priestley melakukan eksperimen bahwa jika di dalam tabung tertutup diletakkan tikus dan tumbuhan, tikus tetap hidup. Selanjutnya, kita mengetahui bahwa tumbuhan menggunakan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh hewan, dan hewan menyerap oksigen yang dihasilkan tumbuhan.



Pada tahun 1779, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, dengan percobaan menggunakan tanaman air Hydrilla verticillata di bawah corong terbalik. Jika tanaman tersebut terkena cahaya, timbullah gelembung-gelembung udara yang akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa pada proses fotosintesis menghasilkan oksigen.

Jean Senebier (1782), menyebutkan gas yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk fotosintesis adalah karbon dioksida yang merupakan sumber karbon bagi tumbuhan hijau. Pada tahun 1482, Julius Robert Mayer menyatakan bahwa energi cahaya matahari yang diserap oleh tumbuhan hijau selanjutnya diubah menjadi energi kimia.

Julius Von Sachs (1860) membuktikan bahwa pada fotosintesis akan terbentuk karbohidrat (amilum). Frederick Blackman (1905) menunjukkan bahwa pada proses fotosintesis terjadi reaksi gelap yang tidak membutuhkan cahaya. Robert Hill (1937) berhasil mengikuti kegiatan kloroplas yang telah dipisahkan dari sel hidup. Kloroplas tersebut jika disinari mampu menghasilkan oksigen.

Bagian-bagian yang Berperan Dalam Fotosintesis


Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat yang membutuhkan karbondioksida, air dan cahaya matahari. Bagaimana cara karbondioksia masuk ke dalam tumbuhan? yaitu melalui mulut daun atau stomata yang berada di daun. Karbondioksida masuk melalui stomata, lalu masuk ke dalam daging daun atau sering disebut dengan mesofil daun. Mengapa jarak mesofil daun dengan stomata dekat? Agar masuknya karbondioksida dapat secara efisien. Didalam mesofil daun, terdapat jaringan palisade atau jaringan tiang dan jaringan bunga karang atau jaringan spons. Didalam jaringan palisade banyak sekali mengandung kloropas. Nah, didalam kloropas ini ada klorofil atau zat hijau daun yang menyerap energi cahaya matahari. Klorofil juga ada dibagian tumbuhan lain yang berwarna hijau. Di jaringan bunga karang pun terdapat kloropas, namun tidak sebanyak di jaringan palisade.

Kloropas dibagi menjadi dua bagian, yaitu membran ganda dan matriks cair (stroma). Didalam matriks cair, terdapat Tilakoid yang membentuk bangunan seperti grana. Nah, didalam grana inilah terdapat klorofil.

Bagaimana dengan air? Air masuk lewat rambut akar, lalu masuk ke xylem akar diteruskan ke xylem batang, xlem cabang, xylem daun dan masuk ke dalam mesofil daun untuk diolah.

Jadi, bagian-bagian yang berperan dalam fotosintesis ialah :
1. Akar
2. Stomata
3. Xylem = Xylem akar, xylem batang, xylem cabang dan xylem daun.
4. Mesofil daun ; Jaringan Bunga karang dan Jaringan Palisade => kloropas => membran ganda dan matriks cair => Tilakoid membentuk grana => Klorofil.

Anatomi Daun





Permukaan atas dan bawah daun dilindungi oleh lapisan epidermis, yang memiliki lapisan lilin yang berfungsi untuk mencegah penguapan air.
Epidermis terletak di lapisan atas dan permukaan daun dan berfungsi melindungi lapisan sel di bagian dalam dari kekeringan dan menjaga bentuk daun agar tetap.

Diantara sel-sel epidermis terdapat stomata (mulut daun) yang berfungsi untuk pertukaran gas karbondioksida (CO2) dan oksigen (O2) pada proses fotosintesis dan respirasi. Pada tumbuhan hijau yang hidup di darat, stomata biasanya lebih banyak terdapat di permukaan bawah daun. Tetapi pada tumbuhan hijau yang hidup di air seperti teratai, biasanya stomata banyak terdapat di atas permukaan daun.

Diantara jaringan epidermis atas dan epidermis bawah daun terdapat jaringan mesofil (daging daun). Pada tumbuhan dikotl jaringan mesofil itu terdiri dari jaringan palisade (jaringan pagar/tiang), jaringan palisade ini disebut jaringan tiang karena bentuknya panjang-panjang seperti tiang dan tersusun rapat. Sel palisade ini mengandung banya kloropas. Dan satu lagi adalah jaringan spons (jaringan bunga karang) disebut bunga karang karena berbentuk tidak teratir dan susunan sel nya tidak rapat sehingga terdapat RAS (ruang antar sel), jaringan spons mengandung lebih sedikit kloroplas. dan berfungsi untuk menampung karbondioksida untuk proses fotosintesis.

Kutikula / kuti itu yang melapisi permukaan daun dan terdiri zat kutin dari kutikola ditandai dengan penebalan dari zat kutin.

Rambut dan kelenjar daun yang terletak di permukaan atas dan bawah daun dan berfungsi sebagai alar pengeluaran.

Tuesday, April 9, 2013

Arti Fotosintesis


Apa arti dari fotosintesis?
Fotosintesis adalah suatu proses pembuatan makanan oleh tumbuhan dengan menggunakan cahaya matahari, air, dan karbon dioksida.


Fotosintesis adalah proses pembuatan energi atau zat makanan/glukosa yang berlangsung atas peran cahaya matahari (photo = cahaya, synthesis = proses pembuatan/pengolahan) dengan menggunakan zat hara/mineral, karbon dioksida dan air. Makhluk hidup yang mampu melakukan fotosintesis adalah tumbuhan, alga dan beberapa jenis bakteri. Fotosintesis sangat penting bagi kehidupan di bumi karena hampir semua makhluk hidup bergantung pada energi yang dihasilkan oleh proses fotosintesis

Fungsi Fotosintesis

Fungsi Fotosintesis sebagai berikut:
Fungsi utama fotosintesis untuk memproduksi zat makanan berupa glukosa. Glukosa menjadi bahan bakar dasar pembangun zat makanan lainnya, yaitu lemak dan protein dalam tubuh tumbuhan. Zat-zat ini menjadi makanan bagi hewan maupun manusia. Oleh karena itu, kemampuan tumbuhan mengubah energi cahaya (sinar matahari) menjadi energi kimia (zat makanan) selalu menjadi mata rantai makanan.
Fotosintesis membantu membersihkan udara, yaitu mengurangi kadar CO2 (karbon dioksida) di udara karena CO2 adalah bahan baku dalam proses fotosintesis. Sebagai hasil akhirnya, selain zat makanan adalah O2 (Oksigen) yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan.
Kemampuan tumbuhan berfotosintesis selama masa hidupnya menyebabkan sisa-sisa tumbuhan yang hidup masa lalu tertimbun di dalam tanah selama berjuta-juta tahun menjadi batubara menjadi salah satu sumber energi saat ini.




credits to KhanAcademyBahasaInd @ YouTube
Cute Sprout Pot